Cari Blog Ini

Anggota Komunitas Alumni SMASA di Jogja

Anggota Komunitas Alumni SMASA di Jogja
Arek-Arek Jadul

Sugeng Rawuh

Sugeng rawuh dhulur-dhulur SMASA, disakecakaken blog-e punika. Mboten usah sungkan-sungkan nggih..

Jumat, 02 April 2010

Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.

Blog Komunitas Alumni SMASA di Jogja merupakan blog resmi Komunitas Alumni SMASA di Jogja, yaitu suatu perkumpulan siswa-siswi lulusan SMA Negeri 1 Lumajang yang melanjutkan kuliah di Jogjakarta. Sekilas perkumpulan ini seperti IKELDIYO, namun lebih spesifik karena khusus untuk siswa SMA Negeri 1 Lumajang saja.

Diprakarsai oleh tujuh siswa SMASA lulusan tahun 2010, yaitu Jalu (saya sendiri, hehe), Farchan, Zulfa, Hamid, Fikri Tadzib, dan Fikri Setiawan komunitas ini didirikan pada awal pertengahan tahun 2010 tepatnya tanggal 29 Juli 2010. Kami semua berkuliah di UGM sekarang ini. Ide pendirian komunitas ini awalnya hanya iseng-iseng saja, namun akhirnya menjadi kenyataan.

Tujuan komunitas ini adalah sebagai wadah para alumni SMASA untuk berbagi di tengah kehidupan perkuliahan di Jogja. Juga dimaksudkan untuk membantu adik-adik kelas yang ingin melanjutkan kuliah di Jogja.

Untuk memudahkan akses dan komunikasi antar anggota maka dibuatlah blog ini. Untuk teman-teman ataupun adik-adik yang berniat sekolah di Jogja atau hanya sekedar sharing-sharing, silahkan mengunjungi kami di sini. Jangan sungkan-sungkan dan tidak dipungut biaya pastinya, hehe.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Daftar Pusat Perbelanjaan di Yogyakarta




Berikut ini adalah daftar pusat perbelanjaan di Yogyakarta:

* Galeria Mall, Jalan Sudirman. Mall eksklusif yang dikelola oleh Matahari Department Store.
* Jogjatronik Mal, Satu-Satunya Mall Elektronik di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Terletak di Jl. Brigjen Katamso 75-77, Gondomanan, Yogyakarta.
* Malioboro Mall di Jalan Malioboro. Pusat perbelanjaan utama Yogyakarta.
* Mirota Kampus Department Store. Mirota Kampus Department Store memiliki 2 lokasi, Jl. C. Simanjuntak 70 dan Jl. Yogya-Solo km7 Babarsari.
* Plaza Ambarrukmo, Jalan Solo. Terletak di sebelah Ambarrukmo Hotel yang bersejarah, pusat perbelanjaan ini bertingkat 7 .
* Saphir Square, Jalan Solo. Sebuah pusat perdagangan besar yang terletak di sebelah Saphir Hotel.
* Gardena, sebuah mal legendaris yang berada di Jalan Urip Sumoharjo.
* Ramai Family Mall, berada di Jalan Ahmad Yani.

Kos-Kosan di Jogja

Category: Real Estate
Price: 700,000,000 rupiah (negotiable)

Dijual rumah kos - kosan 18 kamar satu lantai di Jalan Kaliurang km 13.3 Besi, Yogyakarta. Lokasi 100 m dari Jalan Raya, dekat dengan Kampus UII.

Luas Tanah: 616m2
Luas Bangunan: 300 m2

Fasilitas yang tersedia:
18 kamar tidur
4 Kamar mandi & wc: 4
1 Musholla
1 tempat cuci dan setrika
1 gudang
1 kamar tamu
1 garasi (luas, muat beberapa mobil, detail ukuran menyusul)
1 kamar penjaga
1 sumur pompa
Listrik 2200 watt
1 line telepon PSTN

Status tanah: hak milik, ada IMB

Aneka Makanan Khas Yogyakarta



Gudeg.

Kalau tentang gudeg, aku malah ingetnya waktu main ke kota Pekalongan. Di sana makanannya rata-rata asin banget. Daripada spekulasi, akhirnya pada sepakat cari makanan yang khas Yogya aja. Eh… ternyata di Pekalongan ada gudeg jogja. Tapi opo tumon… Ternyata gudegnya juga asin banget. Wealah… hire dab, gene yo asin ngene… Tapi dasar perut lapar, asin pun masuk juga. Hehehe…

Memang yang namanya gudeg, identik dengan rasanya yang manis. Walaupun sekarang karena mengikuti selera turis dan pendatang, manisnya nggak kebangeten kok….!!!

Kalo pagi-pagi, di sudut-sudut kota jogja banyak ditemui bakul gudeg. Tapi kalo yang mau 24 jam, ya di daerah Wijilan pusatnya. Sebelah timur alun-alun utara, masuk ke Plengkung Gading, itu udah masuk Wijilan. Tapi harganya harga jakarta lho….!!! Hehehe.



Bakpia.

Wah wah, sebenarnya ini makanan Jogja atau bukan ya ?? Namanya kok seperti bukan nama Jawa, tapi cenderung ke nama dari etnis tionghoa, semacam bakso, juga bakmoy.
Nggak tau bagaimana sejarahnya, tapi makanan yang isinya kumbu kacang ijo ini memang lezat. Dan sekarang isinya sudah banyak dimodifikasi, ada yang kering dan ada yang basah.

Gampang kok di Yogya ndapetin bakpia, ada di toko oleh-oleh. Di jalan Mataram kalau mau menuju Stasiun Tugu dari arah selatan. Juga di jalan Solo kalau mau menuju Bandara Adisucipto.

Tapi pernah ada sebuah merk bakpia yang terkenal tiba-tiba merosot penjualannya, karena di-isu-kan masaknya pake minyak babi. Tapi akhirnya laris lagi, wong memang nggak pake minyak babi kok. Ada kenalan ku yang kerja di situ cerita kalo itu cuma isu.



Yangko.

Wah, Yangko sekarang rasanya macem-macem, rasa buah-buahan. Makanan khas Yogya yang bahan pokoknya ketan dan berbentuk kotak dibungkus kertas tipis ini aslinya dari daerah Kotagede, daerah penghasil kerajinan perak.
Enak…!!! Ndapetinnya ya di toko oleh-oleh juga. Gampang…!!!



Geplak.

Ini nih makanan lezat dari daerah Kabupaten Bantul, masuk propinsi Yogyakarta juga. Pokoknya rasa cuma manis dan manis. Memang ada inovasi bikin rasa yang beraneka, tapi kok perasaan tetep dominan rasa manis ya……!!!
Makanan ini berbahan pokok kelapa yang diparut. Terus dibikin bulat-bulat atau lonjong. Aslinya dulu rasa manisnya pake gula jawa. Tapi sekarang kok sulit ya cari yang manisnya pake gula jawa….

Di toko oleh-oleh biasanya ditaruh di kaca paling depan, tumpuk-tumpuk bulat-bulat dan warna warni… hehehe…..



Geblek.

Waduh, memang susah menerangkan pengucapan makanan khas kabupaten Kulon Progo ini. Geblek…..!!! Hehehehe…. Huruf “e” yang pertama dibacanya seperti “e” dalam kata “menerangkan” (asal “e” yang di kata “menerangkan” tidak diucapkan dengan logat Batak lho ya…!!!).
Nah, huruf “e” yang ke-dua pada kata geblek, pengucapan “e”-nya sama dengan pengucapan “e” dalam kata bahasa Inggris “black”.
Jadi boleh-lah kita tulis “ge-black”.

Makanan khas kabupaten Kulonprogo ini cuma ada di kota Wates, ibukota kabupaten Kulon Progo, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Yang pake kendaraan pribadi menuju Bandung / Jakarta yang lewat jalur selatan, mesti melewati Kota Wates. Sempatin nyari ge-black ini ya…. Hehehe… Gurih…!!! Empuk….!!! Enak….!!!



Tiwul dan Gathot.

Hahaha…….., kalau dibilang ini makanan khas Yogyakarta, temen-temen yang orang Yogya kota pada protes, tiwul dan gathot ini bukan makanan khas Yogya, ini makanan lambang kesengsaraan. Lho kok bisa ???

Tiwul dan Gathot ini makanan khas dari Kabupaten Gunung Kidul, kabupaten di propinsi DIY yang wilayahnya kering dan tandus. Aslinya makanan ini merupakan makanan pokok alternatif setelah nasi. Tapi penduduk Gunungkidul sendiri rata-rata sudah “nggaya” nggak bikin tiwul lagi. Padahal kalau mau kembali ke tiwul, maemnya pake sayur lombok ijo, wah… seger….!!! Berasnya bisa dijual ke luar aja….

Makanan ini dibuat dari ketela pohon (ubi kayu) yang dikeringkan, disebut dengan nama terkenal : “gaplek”.
Gaplek ini kemudian diproses menjadi tiwul gunungkidul.

Ada yang penasaran pengen nyoba, nyari-nya ya cuma di kota Wonosari, ready stock di warungnya Mbok Tum. Awet juga kok, yang nggak awet cuma parutan kelapanya. Tapi tiwulnya ya sudah mengikuti selera untuk oleh-oleh, sudah bukan tiwul bentuk asli-nya tiwul gunungkidul yang dimaemnya pake sayur.. Tiwul oleh-oleh di warungnya Mbok Tum ini dibikin seperti gunungan, dikemas dalam besek. Ada yang manis dan ada yang gurih. Mau coba ???

Masih banyak lagi makanan khas Yogyakarta, ada peyek, ada growol, …. Kapan-kapan sambung lagi….!!!! :)